Tuhan menciptakan rindu
dari ruang hampa di atas sofa
yang mestinya diduduki bersama sambil menatap siaran favorit
di layar TV.
Dari udara yang sepi dan senyap
yang mestinya dipenuhi suara ocehan
dan tawa kekasih hati.
Dari cangkir couple
mangkok couple
dan baju couple yang tidak terpakai
karena pemiliknya sedang tidak hadir di sini.
Tuhan menciptakan rindu dengan sederhana
agar kita bisa merasakannya dengan sederhana
dan mengungkapkannya dengan sederhana pula
lewat pesan yang dikirim ke gawai seseorang
lewat percakapan di telepon
atau dengan membeli tiket perjalanan
jika ingin segera dituntaskan.
Kita-lah yang membuat rindu bisa menjadi rumit.
Mengujinya dengan kata-kata
pertanyaan demi pertanyaan
bahkan membentenginya dengan tembok-tembok ego
rapat-rapat,
sehingga rindu terhimpit nyaris kehabisan napas.
Jadi daripada rindu balik menghimpit
dan membuat menderita
mengapa tidak mengungkapkannya segera
dengan cara-cara sederhana
lewat pesan yang dikirim ke gawai seseorang
lewat percakapan di telepon.
---
barombong, 6 agustus 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H