Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi: Negara Pinokio

5 Agustus 2024   20:37 Diperbarui: 14 Agustus 2024   17:43 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh karosieben dari Pixabay

Takut karena terlalu banyak dusta
atau berani karena sedikit dusta
sama saja
selagi kita masih menyimpan ketidakjujuran dalam saku-saku kita.

Jadi tidak perlu mengarahkan telunjuk ke arah sesama
dan memberinya cap Pinokio
jika kita pun acap berlaku dusta dalam berbagai bentuk.

Dengan demikian
sesungguhnya kita hidup di negara Pinokio.
Dia pinokio, kamu pinokio, aku pinokio, mereka pinokio
kita semua adalah pinokio.
Yang membedakan hanya strata kita saja,
yang berhidung panjang bisa jadi adalah walikota, gubernur atau presiden
dan yang berhidung lebih pendek adalah rakyat jelatanya.

Kita pinokio di strata yang mana?

Tapi lagi-lagi di negara ini
pejabat atau rakyat jelata bisa jadi sama saja
karena toh pinokio juga yang menakar stratanya.

---

barombong, 5 agustus 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun