Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Jejak dan Siluet

5 Juli 2024   20:24 Diperbarui: 5 Juli 2024   20:24 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar oleh Alfonso dari Pixabay

Aku berjalan
mengikuti jejak yang terukir di atas pasir
jejak kaki-kaki telanjang
yang menapak dengan mantap dan teguh.
Entah akan ke mana kaki ini maju melangkah
kubiarkan tarian angin padang dan insting menuntunku.

Pada beberapa rangkaian perjalanan
jejak-jejak itu tertutup
oleh jejak-jejak badai
tapi lagi-lagi angin padang yang baik hati
menyingkapnya untukku.

Lama baru aku menyadari
jejak-jejak itu ternyata sama persis
dengan jejak yang ditinggalkan kaki-kaki telanjangku.

Aku pun mempercepat langkah
untuk mencari tahu siapa gerangan yang meninggalkan jejak.

Dari kejauhan aku melihat sosok itu
seperti bersembunyi dalam siluet yang dibentuk matahari senja.

Aku menoleh ke belakang.
Dari kejauhan
nampak seorang lainnya sedang mengikutiku.
Dengan jarak sejauh ini
dia pasti juga akan melihatku sebagai sebuah siluet.

Aku bukan siapa-siapa.
Tapi aku jadi merasa seperti masa depan
sekaligus masa lalu.
Biarlah demikian.
Kubiarkan saja tarian angin padang dan insting yang menuntunku.

---

barombong, 5 juli 2024

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun