Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi: Pagi yang Belum Tuntas

21 April 2024   20:14 Diperbarui: 22 April 2024   00:06 914
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pelan-pelan
tirai malam terangkat oleh tangan-tangan tidak kasat mata.
Pelan-pelan
selimut-selimut mimpi disingkapkan
gelap beringsut
dan cahaya berpendar

Pelan-pelan
Segenap makhluk pagi bersama embun-embun
senandungkan balada tentang semesta
yang membuka satu lagi halaman baru
buku akbar kehidupan.

Pagi bergerak dengan elegan dan syahdu
seperti bait-bait doa
sampai berpasang-pasang mata terbuka
dan berpasang-pasang kaki berderap.
Saat itulah peradaban akan bergerak lebih cepat.

Cepat-cepat
tirai malam terangkat
selimput mimpi tersingkap
mesin-mesin dinyalakan
janji dan jadwal dipastikan.

Tidak ada ruang untuk yang lambat dan lalai.
Bahkan pagi pun dipaksa
untuk segera menuntaskan doa-doanya.

---

barombong, 21 april 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun