Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Cinta di Seberang Benua

10 Februari 2024   20:05 Diperbarui: 10 Februari 2024   20:20 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh rajeeblochanchand dari pixabay.com

Saat yang lain sedang merajut mimpi demi mimpi
dalam-dalam
sang gadis tetap terjaga
tersenyum manis pada gawai
dan pada purnama
yang menemaninya dari ujung balkon kamar.

Senyuman yang sama
terukir pada wajah sang lelaki.
Dia jeda diri sejenak dari peradaban yang terus berlari
di bawah langit yang disiangi matahari.

Jarak ribuan kilometer jadi tidak berarti apa-apa
betapa hebatnya cinta!

Lihatlah dua sejoli yang sedang kasmaran.
Mereka berada di ujung benua masing-masing
berdiri memandang langit masing-masing
menjalani kehidupannya masing-masing
tapi cinta sudah menyatukan keduanya.

Pada jam-jam yang dihabiskan di depan layar gawai
dan cumbu rayu serta puja-puji virtual
mereka berharap pada semesta
suatu hari nanti akan memandang purnama
dari sudut pandang yang sama.
Selagi jantung masih berdetak.
rindu masih berdenyut
serta cinta masih buta pada waktu dan jarak.

---

barombong, 10 februari 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun