Saat yang lain sedang merajut mimpi demi mimpi
dalam-dalam
sang gadis tetap terjaga
tersenyum manis pada gawai
dan pada purnama
yang menemaninya dari ujung balkon kamar.
Senyuman yang sama
terukir pada wajah sang lelaki.
Dia jeda diri sejenak dari peradaban yang terus berlari
di bawah langit yang disiangi matahari.
Jarak ribuan kilometer jadi tidak berarti apa-apa
betapa hebatnya cinta!
Lihatlah dua sejoli yang sedang kasmaran.
Mereka berada di ujung benua masing-masing
berdiri memandang langit masing-masing
menjalani kehidupannya masing-masing
tapi cinta sudah menyatukan keduanya.
Pada jam-jam yang dihabiskan di depan layar gawai
dan cumbu rayu serta puja-puji virtual
mereka berharap pada semesta
suatu hari nanti akan memandang purnama
dari sudut pandang yang sama.
Selagi jantung masih berdetak.
rindu masih berdenyut
serta cinta masih buta pada waktu dan jarak.
---
barombong, 10 februari 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H