Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi: Purnama di Atas Wajan

25 Januari 2024   20:29 Diperbarui: 26 Januari 2024   21:46 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar oleh bluesnap dari pixabay.com

Pernah
pada suatu purnama
kamu menerima cinta seseorang lelaki yang telah lama melabuhkan hatinya kepadamu.
Tapi bukan karena pula cinta.
Kamu hanya tidak ingin
dia jatuh pada pelukan gadis lain yang menjadi seterumu.

Lalu pernah
pada purnama yang lain
kamu menerima cinta seorang lelaki yang juga melabuhkan hatinya kepadamu.
Tapi bukan karena cinta.
Kamu hanya ingin segera pergi
dari lelaki yang mencintaimu pada purnama sebelumnya.

Kini
pada purnama yang lain lagi
kamu menerima cintaku, cinta yang telah lama kulabuhkan kepadamu.
Tapi bukan karena cinta.
Kamu hanya benci pada kesendirian
mungkin juga benci pada purnama demi purnama yang datang dan pergi tanpa arti.

Lalu
entah apa yang akan terjadi pada purnama yang akan datang.

Haruskah aku menunggunya dengan hati berdebar-debar
atau
akan kupanaskan saja di atas wajan
lalu kuhidangkan sebagai sarapan pagi
bersama cangkir kopi yang masih mengepul
di sisi ranjang pengantin kita.

---

barombong, 25 januari 2024

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun