Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Menggenggam Cahaya Terakhir

29 September 2023   20:45 Diperbarui: 29 September 2023   20:47 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar oleh StockSnap dari pixabay.com

Fakta segetir apapun tetaplah fakta. Dan dusta semanis apapun tetaplah dusta.

Jika fakta semungil kerlip satu bintang dan dusta seluas langit malam, mereka tetaplah fakta dan dusta.

Tapi sering kali kita lebih memilih percaya pada apa yang ingin kita percayai dibanding percaya pada apa yang harus kita percayai. Apalagi si pembuat dusta benar-benar paham bagaimana cara mata dan telinga kita bekerja.

Jadi siapa yang salah?

Bukan. Bukan itu pertanyaannya, karena kita masih manusia biasa.

Yang salah adalah jika kita tidak sempat lagi menggenggam cahaya terakhir yang tersisa saat malam telah jadi benar-benar kelam. 

---

kota daeng, 29 september 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun