Kita adalah garis
di antara merah dan putih.
Bukan memisahkan tapi menyatukan.
Jika dulu kita menjahitnya dengan darah dan air mata perjuangan
kini
78 tahun kemudian
kita pun masih menjahitnya dengan darah dan air mata perjuangan.
Perjuangan itu membuat
merah dan putih dari sekadar dwi warna
bisa jadi puluhan
ratusan
bahkan ribuan warna lainnya
yang melukis panorama nusantara
yang membuat Sabang sampai Merauke
dipenuhi kisah-kisah penuh inspirasi
yang membuat kita semakin menghargai
kekayaan sebagai bangsa di depan mata.
Kelak di ujung senja
saat bendera dikibarkan angin sepoi-sepoi
gedung-gedung menjadi siluet
dan aroma teh melati memenuhi ruang tamu
kita akan bercerita pada anak cucu tentang semua warna-warni itu
hanya dengan dua warna
merah dan putih.
Kita adalah garis
di antara merah dan putih
yang menginjakkan kaki di angka ke-78.
Kita akan menuntun garis yang lain
menginjak angka-angka berikutnya.
---
kota daeng, 13 agustus 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H