Instrumen yang menghentak
permainan cahaya yang semarak
serta adrenalin yang memuncak
tetap saja tidak bisa memastikan para penari akan menemukan kepuasan di atas panggung
lalu membagi kepuasan itu sepenuhnya ke mata dan hati para penontonnya.
Pun saat gemuruh tepuk tangan menggetarkan dinding-dinding teater
seiring keringat mengucur deras
dan puja-puji memenuhi udara
tidak berarti para penari telah mencapai klimaks pertunjukkan untuk dirinya sendiri
lalu menularkannya ke jiwa-jiwa para penonton.
Sebaliknya
tarian yang dilakukan dalam hening dan kesendirian
tanpa instrumen
tanpa lampu warna-warni
tanpa mata dan tepuk tangan penonton
hanya diiringi irama napas dan detak jantung
bisa jadi membawa puncak dan kepuasan berlimpah untuk sang penari.
Apalagi jika tarian itu adalah tarian terakhir
sebelum malam tanpa batas menghampiri
mengecupnya mesra
lalu membawa pergi mimpi-mimpinya.
---
kota daeng, 11 juni 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H