Di telapak tanganmu ada garis-garis nasib yang dirajah takdir bersama semesta dan mozaik-mozaik waktu: masa lalu, sekarang dan masa depan.
Perhatikan baik-baik. Di sana bukan hanya garis nasibmu sendiri. Di sana juga ada garis nasib orang lain, saudara, kenalan dekat dan jauh, bahkan orang-orang yang sampai hari ini belum pernah mampir di kehidupanmu.
Kabar baiknya, dalam realita kamu selalu punya kesempatan memilih, garis nasib itu akan kauubah jadi sungai yang mengalir berlimpah sepanjang musim atau jadi retakan tanah yang kering kerontang tanpa kehidupan.
Dalam rangkaian kehidupan yang saling terhubung satu sama lain ini, apakah kamu akan jadi berkat atau jadi kutuk bagi sesama?
Di telapak tanganmu ada garis-garis nasib yang dirajah takdir bersama semesta dan mozaik-mozaik waktu.
---Â
kota daeng, 18 mei 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H