Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Hujan Terakhir

11 Mei 2023   20:36 Diperbarui: 11 Mei 2023   20:40 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh Gerhild Klinkow dari pixabay.com

Hujan terakhir memberi salam.

Biasanya dia jatuh berderai-derai
penuh kekuatan untuk sekali lagi menghela siklus air dari samudra ke awan-awan, ke atas pegunungan, ke atap kota dan desa, ke lembah dan sungai-sungai.

Tapi kali ini dia tertatih
sekarat
jatuh satu-satu
titik demi titik yang semakin lama semakin terhitung
karena tidak ada lagi siklus yang bisa dihela.

Hanya ada kota, desa, pegunungan, lembah dan sungai-sungai yang kering
tanpa kehidupan.

Jadi kini
hujan terakhir memberi salam
pada siapapun yang bisa mendengarnya.

---

kota daeng, 11 mei 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun