Akhir-akhir ini matahari berlari lebih cepat dari biasanya.
Pun dia hanya singgah sebentar di ujung langit saat siang mencapai puncak.
Tidak seperti biasa
dia bisa betah bercengkerama dengan cumulonimbus dan burung rajawali
berjam-jam lamanya
sebelum kembali berlari mengarungi cakrawala.
"Apa yang terjadi?" tanya seorang sufi saat matahari melintas tepat di atas kepalanya
"Apa yang membuatmu terburu-buru akhir-akhir ini, Kawan?" tanyanya lagi.
Matahari berhenti sejenak
"Aku hanya mencoba menyesuaikan diri dengan irama peradaban kalian, Kawan," sahutnya lalu kembali berlari.
Sufi menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.
Dia menunduk sembari memperhatikan seekor kaki seribu
yang berjalan pelan-pelan di antara pasir dan bebatuan.
Entah ke mana tujuan makhluk kecil itu
tapi yang pasti
masih ada yang bergerak lambat
menikmati setiap potongan waktu yang diberikan kepadanya
membiarkan zaman bergerak sebagaimana mestinya.
Sang sufi tersenyum
mungkin dari atas sana semuanya memang terlihat bergerak lebih cepat.
---
kota daeng, 27 januari 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H