Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Malam dan Badut-badut Jalanan

18 Januari 2023   20:42 Diperbarui: 18 Januari 2023   20:48 738
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi gambar dari kompas.id

Setelah hujan menyisakan gerimis di bawah purnama, badut-badut jalanan muncul dari teras pertokoan. Di sisi lampu merah, di tepi antrean kendaraan, di antara wajah-wajah yang lelah karena didera kehidupan, mereka menawarkan lengkungan senyum yang mulai lekang oleh matahari dan angin malam.

Berharap senyum yang terpampang pada kostum bisa menghibur peradaban, mereka mencoba mengais rupiah dari sudut-sudut dompet atau saku pengguna jalan.

Tapi apakah rupiah demi rupiah yang diterima layak untuk realita yang mereka sembunyikan di balik kostum? 

Pertanyaan yang sama rumitnya dengan pertanyaan: apakah mereka bisa mengundang senyum tapi di saat yang sama menyembunyikan cemas dan air mata?

Kita atau mereka sepertinya tidak akan tertarik menjawabnya. Apalagi gerimis sudah kembali berganti hujan deras serta jalanan semakin dingin dan sepi.  

---

kota daeng, 18 januari 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun