Setelah hujan menyisakan gerimis di bawah purnama, badut-badut jalanan muncul dari teras pertokoan. Di sisi lampu merah, di tepi antrean kendaraan, di antara wajah-wajah yang lelah karena didera kehidupan, mereka menawarkan lengkungan senyum yang mulai lekang oleh matahari dan angin malam.
Berharap senyum yang terpampang pada kostum bisa menghibur peradaban, mereka mencoba mengais rupiah dari sudut-sudut dompet atau saku pengguna jalan.
Tapi apakah rupiah demi rupiah yang diterima layak untuk realita yang mereka sembunyikan di balik kostum?Â
Pertanyaan yang sama rumitnya dengan pertanyaan: apakah mereka bisa mengundang senyum tapi di saat yang sama menyembunyikan cemas dan air mata?
Kita atau mereka sepertinya tidak akan tertarik menjawabnya. Apalagi gerimis sudah kembali berganti hujan deras serta jalanan semakin dingin dan sepi. Â
---
kota daeng, 18 januari 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H