Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi: Tempat Tenang dan Meneduhkan

5 Januari 2023   20:04 Diperbarui: 5 Januari 2023   21:32 477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Gambar oleh Khusen Rustamov dari pixabay.com

Hujan deras. Suara tariannya di atas rumah memenuhi gendang telinga. Awan hitam di atas kota membuat siang jadi seperti malam. Motor dan mobil di atas jalanan hilang, digantikan oleh tirai hujan yang semakin rapat.

Angin kencang. Atap-atap beterbangan. Pohon-pohon tertunduk-tunduk, bergelut menahan terjangannya. Beberapa menyerah dan pasrah. Tercabut dan jatuh menimpa jalanan, trotoar dan bangunan.

Di antara badai yang riuh dan menakutkan, masih adakah tempat untuk sembunyi?

Aku lalu tertunduk seperti pepohonan. Ya, masih ada tempat tenang dan meneduhkan yang tersisa di sana, di dalam hati, selama kita tidak jadi badai untuk hati kita sendiri.

---

kota daeng, 5 januari 2022

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun