Kebijakan suku bunga bank 0% bukan hal yang relatif baru. Jangankan 0%, beberapa negara malah pernah memberlakukan suku bunga negatif (di bawah 0%) untuk menggerakkan perekonomian. Jadi alih-alih mendapat bunga, nasabah malah harus merelakan tabungannya dipotong bank sesuai dengan bunga negatif yang diberlakukan.
Bank sentral Jepang, Bank of Japan, adalah salah satu contoh bank sentral yang menerapkan suku bunga negatif sejak tahun 2016. Pertumbuhan ekonomi dan inflasi Jepang memang sangat rendah beberapa tahun terakhir ini, ditambah lagi dengan dampak dari pandemi Covid-19.
Selain Bank of Japan, saat ini bank sentral Swiss (SNB) juga memberlakukan suku bunga negatif. Posisi terakhir (per Juni 2022) sebesar -0,25%. Tapi ada kabar SNB akan merevisi suku bunga September ini, entah naik, turun atau tetap. Keputusan ini sedang ditunggu-tunggu para trader dan pelaku ekonomi.
Kembali ke laptop. Setahu saya jauh hari sebelum isu ini ramai diperbincangkan, beberapa bank sudah menerapkan kebijakan suku bunga 0% pada produk-produk tabungan tertentu.Â
Beberapa tahun lalu salah satu marketer bank yang memang fokus pada segmen pasar orang muda menawari kami menjadi nasabah mereka. Bank tersebut memberi benefit bukan berupa bunga tabungan seperti yang biasa ditawarkan perbankan. Benefitnya menyesuaikan dengan lifestyle nasabah yang disasar. Â
Misalnya saat nasabah nongkrong sambil ngopi-ngopi di coffeeshop tertentu atau berbelanja di merchant tertentu, berbekal kartu debet bank tersebut, nasabah bisa mendapat potongan harga cukup besar, bisa sampai 20%. Besar kecilnya potongan harga, tergantung dari saldo tabungan si nasabah. Jadi dengan bunga 0% sekalipun mereka tetap memiliki manfaat sebagai nasabah pada bank tersebut.
Apa artinya ini?Â
Suku bunga memang tetap menjadi faktor pertimbangan penting saat memilih instrumen tabungan tertentu. Tapi di luar itu, masih ada benefit-benefit lain yang bisa dipertimbangkan. Keamanan uang kita, misalnya. Dibanding menyimpan uang tunai di rumah (dalam brankas sekalipun), ada risiko yang selalu mengintai seperti kebakaran, dirampok orang atau dimakan rayap (seperti kejadian di Solo belum lama ini).
Selain itu di era digitalisasi saat ini, uang di instrumen tabungan yang sudah terhubung dalam Gerbang Pembayaran Nasional membuat kita semakin mudah melakukan berbagai transaksi.Â
Lihat di sekitar kita, nyaris semua sistem pembayaran saat ini sudah berbasis digital: beli token listrik, isi pulsa, belanja di minimarket, beli tiket, beli karcis bioskop, pesan makanan di aplikasi dan aneka transaksi lainnya. Â
Platform keuangan juga semakin terhubung satu sama lain. Nyaris tidak ada sekat lagi antara satu platform dan plaftorm lainnya. Jika suku bunga tabungan di bank sudah berada di level 0%, maka rekening bank kita pun jadi mirip rekening e-money yang kita miliki selama ini. Perbedaannya hanya pada biaya-biaya administrasi dan jaminan dari LPS.