Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Langitkan Syukur

14 Agustus 2022   19:49 Diperbarui: 14 Agustus 2022   20:10 858
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh Gerd Altmann dari pixabay.com

Masihkah kita langitkan syukur
atas nikmat dan prahara
atas yang datang dan menghilang
atas yang diterima dan direnggut
atas kehidupan yang masih berjalan?

Atau jangan-jangan kita hanya menengadah ke langit
saat hati remuk dan patah?
Kita tundukkan kepala sampai ke debu tanah  
hanya karena kehabisan sumpah serapah.

Lihat
langit tetap menurunkan hujan
dan matahari tetap bersinar
untuk orang yang baik dan orang yang jahat.

Jadi jika kita merasa membutuhkan tangan Tuhan
pada titik terendah
mestinya kita tidak kehabisan alasan untuk bersyukur
atas apapun yang kita hadapi dalam kehidupan.

---

kota daeng, 14 agustus 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun