Seiring meningkatnya angka vaksinasi dan pelonggaran PPKM, kegiatan-kegiatan diklat anggota sudah kembali dilaksanakan secara luring. Tapi untuk kegiatan lain khususnya diklat atau lokakarya yang menyasar aktivis CU, sejumlah kegiatan tetap diselenggarakan secara daring.
Pada wilayah yang kualitas sinyal internetnya belum memadai, aktivis-aktivis CU diminta berkumpul di kantor pelayanan untuk mengikuti pembelajaran yang disiarkan dari kantor pusat di Makassar atau dari kota-kota lain jika scope pelatihannya dilakukan lintas CU.
Manfaat pembelajaran daring lainnya adalah kami juga bisa mengakses pelatihan-pelatihan yang bersifat internasional. Beberapa kali saya dan teman-teman mengikuti diklat atau lokakarya tingkat asia yang digelar via zoom oleh ACCU (Asian Confederation of Credit Union). Jika diselenggarakan secara luring, kesempatan untuk mengikuti diklat seperti ini sangat terbatas karena membutuhkan biaya yang cukup besar.
Jadi selain lebih efisien, diklat secara daring juga dapat dimaksimalkan untuk menjangkau lebih banyak orang.
2. Inovasi Modul-modul PembelajaranÂ
Ada perbedaan pendekatan dalam pelatihan yang digelar secara daring dibandingkan dengan luring. Saat tatap muka, fasilitator atau instruktur lebih leluasa mengelola bahasa nonverbal untuk menekankan pembelajaran. Sedangkan pada pembelajaran lewat ruang virtual, yang harus dioptimalkan adalah bahasa verbal dan unsur audio visual.
Jadi modul-modul pelatihan pun harus disesuaikan dengan platform pembelajaran lewat internet ini. Sebagai bagian dari manajemen yang merancang dan mengelola modul-modul pelatihan, saya harus mengeksplorasi banyak referensi tentang pembelajaran daring. Mulai dari bagaimana memaksimalkan partisipasi peserta dalam kelas virtual sampai mengoptimalkan konten pembelajaran seperti video learning, infografis dan sebagainya.
Untunglah saat ini referensi-referensi yang dibutuhkan sangat mudah ditemukan di dunia maya. Konten untuk video learning, misalnya, bisa diperoleh di portal berbagi video Youtube. Saya hanya perlu mengalokasikan waktu dan pemikiran untuk memilah berbagai video pembelajaran yang paling sesuai dengan materi pelatihan yang akan disampaikan.
3. Meningkatkan Inklusi Keuangan Masyarakat
Kini hampir setiap orang membutuhkan koneksi dengan internet apapun profesi, tingkat ekonomi, sosial budaya dan usianya.
Dari perspektif pemberdayaan ekonomi, internet memungkinkan percepatan inklusi keuangan masyarakat. Dengan digitalisasi, rakyat kecil (bahkan yang tadinya dianggap unbankable) dapat mengakses layanan keuangan dan terhubung dengan ekosistem keuangan yang lebih luas dalam rangka meningkatkan kesejahteraannya.
Pandemi Covid-19 pun menjadi momentum bagi CU kami untuk mendorong anggota memaksimalkan penggunaan aplikasi mobile dalam transaksi keuangan (menabung, pengajuan pinjaman, pembayaran angsuran, dll). Bermodal kuota internet yang memadai, keperluan transaksi tersebut bisa dilakukan dari dalam genggaman tanpa harus datang ke kantor.