Bulan purnama mengedipkan mata genit kepada seorang pemuda dengan wajah bersemu merah. Dia berbaik hati memoles wajah malu-malu itu dengan cahaya keemasannya.
Gadis pujaan hati sejak tadi terdiam hening juga dengan wajah bersemu. Mereka duduk bersisian di atas pasir, ditelan keheningan bermenit-menit lamanya. Keduanya seperti sedang menunggu sesuatu.
Tidak sabaran, bulan purnama juga meniupkan adrenalin untuk membantu si pemuda menuntaskan misi malam ini.
"Kamu pilih coklat atau bunga?" akhirnya pemuda berhasil mengeluarkan seluruh keberaniannya bersama sekuntum mawar di tangan kanan dan coklat batangan di tangan kiri. "Maukah kamu jadi kekasih hatiku? Coklat berarti TIDAK dan bunga berarti YA. Yang manapun jawabannya, aku siap."
Si gadis terkejut tapi tanpa berpikir terlalu lama dia memutuskan jawabannya.
Bulan purnama yang menahan napas beberapa saat karena penasaran akhirnya mengembuskan napas dengan murung.
Kini mereka sedang berbagi coklat yang sama, tapi sang pemuda memendam kecewa mendalam seorang diri.
---
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H