Bulir keringat merembes dari pori-pori
tidak masuk kembali
pun enggan jatuh ke kaki
seolah setiap bulir adalah tetes terakhir
tanda perlawanan
terhadap pemilik-pemilik pabrik
yang menghadiri pesta koktail
perkawinan oportunis dan kapitalis.
Buruh perempuan itu
menghapus seluruh peluh di dahi dalam sekali seka
lalu duduk sejenak sembari memegangi perutnya
mencuri waktu
sebelum teriakan mandor terdengar dari balik conveyor.
Dia teringat kembali obrolan beberapa kawan pagi tadi
lalu menengadah seolah bisa menerawang waktu
menembus atap-atap pabrik.
Cuti melahirkan 6 bulan!
Entahlah ...
Apa ini berita gembira
atau malah awal prahara?Â
---
kota daeng, 23 juni 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H