Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Matahari Pertama Juni

9 Juni 2022   20:03 Diperbarui: 9 Juni 2022   20:06 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi gambar dari pixabay.com/id/users/3239028-3239028

Wanita itu menatap gunting di atas meja rias berjam-jam lamanya dalam tatapan nelangsa dan hampa. Dia lalu membuka jendela, mengamati matahari pertama Juni.

Angin masih berembus mengikuti waktu, kicau burung di ujung pagi perlahan-lahan berganti deru mesin-mesin diatas jalanan. Kehidupan masih berjalan seperti biasa.

Tidak adil! Teriak wanita itu dari dalam hati yang remuk redam.


Kehidupan di luar sana semestinya berhenti dan dunia runtuh karena dia baru saja hancur dikhianati.
Tapi yang terjadi, kehidupan telah membuat tragedi besar putus cinta jadi seperti pariwara singkat saja dalam sebuah film panjang.

Wanita itu berpaling, mengulurkan tangannya ke atas meja rias ...
Dia mengambil sisir yang tergeletak di samping gunting, lalu menyisir rambutnya berjam-jam lamanya.

Mungkin dia harus belajar untuk tegar
paling tidak sampai matahari pertama bulan Juli.

---

kota daeng, 9 juni 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun