Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Berbagi Alam

6 Juni 2022   19:45 Diperbarui: 6 Juni 2022   19:47 514
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mungkin
suatu hari nanti manusia akan mengenang
udara yang kaya akan bulir-bulir oksigen
yang dipanen dari hutan hujan
lembah dan pegunungan.
Mengenang mata air yang berlimpah
mengalir memenuhi sungai-sungai
sampai ke samudera raya.

Karena saat itu
udara sudah penuh racun
atmosfer dan laut jadi ladang limbah.
Tanah menghitam
menyerah menopang kehidupan.
Segenggam beras organik lebih mahal dari satu gram emas
dan air bersih lebih mahal dari bahan bakar.

Setelah perang demi perang yang panjang
memperebutkan sumber daya alam yang tersisa
manusia bergeming termangu.
Lalu menulis penyesalan
dari balik selang oksigen dan mesin-mesin penyokong kehidupan.

Kita tidak ingin bencana itu terjadi pada anak cucu kita, bukan?
Marilah berbagi alam ini dengan mereka.

---

kota daeng, 6 juni 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun