Mungkin
suatu hari nanti manusia akan mengenang
udara yang kaya akan bulir-bulir oksigen
yang dipanen dari hutan hujan
lembah dan pegunungan.
Mengenang mata air yang berlimpah
mengalir memenuhi sungai-sungai
sampai ke samudera raya.
Karena saat itu
udara sudah penuh racun
atmosfer dan laut jadi ladang limbah.
Tanah menghitam
menyerah menopang kehidupan.
Segenggam beras organik lebih mahal dari satu gram emas
dan air bersih lebih mahal dari bahan bakar.
Setelah perang demi perang yang panjang
memperebutkan sumber daya alam yang tersisa
manusia bergeming termangu.
Lalu menulis penyesalan
dari balik selang oksigen dan mesin-mesin penyokong kehidupan.
Kita tidak ingin bencana itu terjadi pada anak cucu kita, bukan?
Marilah berbagi alam ini dengan mereka.
---
kota daeng, 6 juni 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H