Padahal dia tidak ingin meminta uang, makanan atau minuman
untuk menghangatkan tubuhnya yang nyaris beku
dia hanya ingin meminta pengampunan.
Dari kejauhan dia melihat cahaya dari sebuah rumah
dia pun melawan badai untuk mendekati rumah itu.
Â
Setelah beberapa ketukan
pemilik rumah membuka pintu dan menyapa.
"Masuklah, Kawan. Apa yang kamu butuhkan?"
"Aku butuh pengampunan untuk dosa-dosaku," sahut pendosa tua dengan suara bergetar.
Pemilik rumah tersenyum hangat
"Kami hanya punya teh hangat dan makanan.
Sepertinya kamu lebih membutuhkannya saat ini."
Pendosa tua terlihat sedikit kecewa
tapi tetap menerima tawaran pemilik rumah
lalu makan dan minum untuk menguatkan tubuhnya.
Di ujung malam
jiwanya pun pergi dengan tenang.
Samar-samar dia mendengar suara pemilik rumah yang hangat
"Hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan aku
di dalam Firdaus."
***
kota daeng, jumat agung 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H