Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Persimpangan Jalan Tanpa Papan Penunjuk Arah

4 April 2022   19:52 Diperbarui: 4 April 2022   19:57 760
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi gambar dari pixabay.com

Aku bertemu persimpangan jalan tanpa papan penunjuk arah lalu gamang hendak ke mana kaki melangkah.

Ah, ikuti saja kata hati, jika suaranya masih terdengar. Jika tidak, ikuti kata burung gagak yang melintas di atas kepala. 

Sayangnya, suara hati tidak terdengar dan tidak ada seekor gagak pun yang melintas. Jadi aku memutuskan melangkah mengikuti ke mana angin bertiup.

Langkah demi langkah ternyata membawaku pada tempat yang asing. Jalan-jalan lengang, selengang percakapanku dengan Tuhan.

Aku kembali bertemu persimpangan jalan tanpa papan penunjuk arah. Jalan-jalan masih lengang. Suara hati masih tidak terdengar. Tidak ada siapa-siapa lagi yang melintas. Bahkan kini angin pun bergeming seperti ingin ikut merayakan kegamangan bersamaku.

---

kota daeng, 4 April 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun