Dua negosiator duduk berhadapan membawa setumpuk agenda pembicaraan. Yang satu mewakili negara penyerang, yang satu lagi mewakili negara yang diserang.
"Apa kabarmu, Kawan?" tanya negosiator negara yang diserang
"Kabar baik. Bagaimana denganmu, Kawan? Bisnis komoditi masih jalan?" sahut negara penyerang.
" Tentu. Harga lagi menggila, Kawan."
Bahkan setelah bergelas-gelas kopi mereka mereka masih membahas
skandal selebritis
stasiun berita yang tidak cover both side
konser amal
gaya busana Presiden masing-masing
harga minyak mentah
bertukar media sosial
seperti dua sahabat lama yang sedang reuni.
"Apa syarat gencatan senjatanya, Kawan?" tanya negosiator negara yang diserang.
"Wah, aku punya daftar syarat gencatan senjata yang panjang. Mudah-mudahan kamu punya waktu mendengarnya," sahut negosiator negara penyerang. Keduanya terlalu lelah untuk melanjutkan negosiasi itu.
"Bagaimana kalau kita bertemu lain kali saja?" tawar negosiator negara yang diserang.
Sementara itu, ribuan warga sipil kehilangan rumah, tubuh-tubuh pejuang dipulangkan dan rudal terus menghujam, setiap kali gelas kopi diplomasi tandas dan diisi kembali.
---
kota daeng, 4 maret 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H