Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Hening dan Debu

3 Maret 2022   09:40 Diperbarui: 3 Maret 2022   09:54 595
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi gambar untuk puisi Hening dan Debu dari pixabay.com

Sejatinya hening selalu ada
bersisian dengan hati nurani.

Kita hanya perlu sejenak jeda
membiarkan hening mengambil alih
menyelimuti seluruh diri.
menulikan gendang telinga
membisukan mulut
membutakan mata
memaksa kita menyelami kedalamannya.

Hening memisahkan diri kita dari peradaban
mengantar kita pada jejak-jejak di atas debu
sampai menemukan
jejak-jejak debu di atas kita.

Hening dibutuhkan untuk menyuling debu
menjadi ikhtiar
untuk memurnikan diri
semurni jiwa yang kembali ke asali.

---

kota daeng, 3 maret 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun