Saat seorang wanita kehilangan cermin
dia kehilangan kecantikannya.
Maka dia pun mencarinya di bawah kolong ranjang
di antara lipatan-lipatan selimut
di atas jalan-jalan kenangan
di pembatas senja dan malam
bahkan di relung palung-palung mimpi.
Tapi selain sepi
dan lengkung tanda tanya
dia tidak menemukan cermin yang hilang itu di sana.
Tidak mau berputus asa
wanita itu pun menghibur dirinya dengan berkata,
"Syukurlah aku masih punya hati untuk dicintai dan mencintai,"
sembari mendekap dadanya sendiri erat-erat.
Jadi aku tahu yang harus dilakukan
aku akan datang kepadanya dan berkata
"Hai, Cantik. Cerminmu hanya bisa menghakimi, sedangkan aku tidak.
Jadi relakan dia pergi dan biarlah kedua mataku jadi gantinya."
Siapa tahu itu bisa jadi awal kisah cinta yang baru.
Ssst...! Jangan bilang-bilang ya,
akulah yang menyembunyikan cermin itu.
---
kota daeng, 29 Januari 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H