Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Banjir Kata-kata

18 Januari 2022   20:14 Diperbarui: 19 Januari 2022   20:23 813
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar dari Kompas.com/ M Zaenuddin

Hujan jatuh satu-satu sebelum jadi kumpulan air yang tidak sanggup diserap akar tunggang dan akar serabut. Hanya mampu merayap di atas beton dan aspal jalanan pun di atas tanah yang sudah jenuh. Kalian menyebutnya banjir.

Sementara itu kata-kata tidak pernah jatuh sendirian. Dia selalu butuh kata yang lain untuk menegaskan eksistensinya.

Kata-kata selalu jatuh sebagai sebuah entitas. Dia bergerak secara holistik, tidak peduli ada atau tidak kepala yang akan menyerapnya.

Kata-kata terus bergerak, mengkonstruksi dan mendestruksi dunia. Kata-katalah yang menginisiasi dan menghancurkan peradaban.

Jika banjir air kalian sebut bencana, bagaimana dengan banjir kata-kata?

Banjir kata-kata yang tidak diserap dan diimplementasikan dengan baik, atau kata-kata penuh racun diserap mentah-mentah, bukankah dia jauh lebih berbahaya?

---

kota daeng, 18 Januari 2022

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun