Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

[RTC] Mbah Sadiman

9 November 2021   19:28 Diperbarui: 9 November 2021   19:44 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tidak semua telinga bisa mendengar alam yang terluka berbisik
tidak semua yang empunya kalbu bisa menelisik.

Usia yang sudah sepuh
tubuh yang telah rapuh
bukan penghalang jika semesta sudah memilihnya jadi penyembuh.

Adalah Mbah Sadiman
yang bukan siapa-siapa.

Dia tidak punya pengaruh
atau darah biru
bukan konglomerat
atau pejabat
tidak berdiri pada susur galur dinasti politik
pun bukan sosok yang lihai berpidato apik.

Adalah Mbah Sadiman
orang biasa-biasa
tapi punya peduli yang luar biasa.
Peduli kepada keselarasan alam semesta
dan peduli kepada harkat hidup sesama.

Inilah yang menggerakkannya berjibaku di lereng Gunung Lawu
untuk menanam satu demi satu bibit pohon yang diasuh
seperti membesarkan anak sendiri.

Belasan tahun menjadi pahlawan dalam bisu
mengubah lahan gundul menjadi hutan hijau
ratusan hektar lahan dan ribuan pohon dilakoni tanpa pamrih dan risau.

Yang penting rakyat tidak kekurangan air lagi
dan lingkungan kian hijau lestari
sudah cukup memuaskan hati.

Adalah Mbah Sadiman
pahlawan hijau peraih Kalpataru
bukan siapa-siapa
tapi sudah memperkaya kita semua.

---

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun