Berbuat dosa dan salah adalah hakikat manusia. Karenanya memohon ampun dan memberi ampun mestinya jadi satu hakikat lain.
Sayangnya, aku sering memisahkan mereka. Menolak memberi ampun pada yang lain dan di saat yang sama memohon ampun dari yang lain. Sebuah kontradiksi yang sering tidak disadari.
Tuhan ampunilah segala salah dan dosaku, doa yang kupanjatkan ke langit sampai kepala menyentuh tanah. Tapi setelah berdoa, aku berbalik dan menginjak kepala orang lain sampai ke tanah.
Ah, aku adalah kontradiksi.
Mestinya aku belajar berdoa demikian, Tuhan ampunilah segala salah dan dosaku, seperti aku pun mengampuni yang bersalah dan berdosa kepadaku. Jadi sebelum memohon ampun, aku harus jadi yang pertama memberi ampun.
Berat memang.
Atau bisa jadi mudah. Bukankah dosa dan salah adalah hakikat manusia?
---Â
kota daeng, 6 Oktober 2021
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI