Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Di Timur Matahari

4 Oktober 2021   19:36 Diperbarui: 4 Oktober 2021   20:00 454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi gambar untuk puisi Di Timur Matahari dari pixabay.com

Kelam pekat perlahan luruh
sisa-sisa malam jatuh
seperti embun di atas bumi punya tubuh.

Mengintip di timur matahari
labuhkan cahaya pada sungai
pantai
bukit-bukit abadi
padang ilalang
tambang
dan peradaban yang menolak hilang.

Hangat di timur matahari
mengusir beku yang sudah buat kaku
sendi-sendi dan janji-janji.

Bukan hanya senandung hitam kulit keriting rambut
kali ini matahari datang bersama genderang
membawa kirab asa yang siap menjemput.

Bukan hanya pagi yang menawan
ini perang melawan kegelapan.

---

kota daeng, 4 Oktober 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun