Pandemi adalah waktu mengasah nurani
waktu malaikat-malaikat tanpa sayap keluar dari sembunyi.
Ada yang menyumbang materi
menyisihkan rezeki untuk yang kehilangan rezeki
ada yang mengorbankan waktu untuk mengangkat orang-orang yang terjatuh
untuk yang berkorban tenaga untuk pada penderita
ada yang belum sempat tidur untuk terus menyalakan mimpi-mimpi para korban
yang nyaris kehilangan asa.
Pun tanpa itu semua
masih ada yang menyumbang doa dan air mata.
Sedangkan aku
aku bisa melakukan semuanya itu tanpa perlu berbuat apa-apa
dalam diam aku justru membuat semuanya bergerak
aku berdaya dalam kestatisanku.
Aku adalah ketidakseimbangan
kadang-kadang aku disebut kesenjangan.
Â
Para malaikat tanpa sayap itu
apakah mereka bahagia melakukannya?
Jika ya,
mestinya mereka mengucapkan terima kasih kepadaku.Â
---
kota daeng, 27 Juli 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H