Kamu adalah nama yang bersembunyi di garis tangan. Butuh waktu mencarimu, berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun.
Musim demi musim telah menyembunyikanmu dengan rapi di sana, seperti pelupuk yang menyembunyikan bola mata dalam malam yang diam.
Dan kini aku menyibak satu per satu garis yang ditulis takdir dan meniup debu-debu yang menutupi gurat namamu.
Apakah aku telah menemukanmu, wahai nama yang bersembunyi di garis tanganku? Ataukah musim masih menyembunyikanmu dariku?
Apakah aku adalah nama yang bersembunyi di garis tanganmu?
Biarlah hati yang menjawabnya dengan lirih seperti angin di antara malam yang diam.
----
Kota daeng, 24 juli 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H