Petugas kesehatan memanggil manusia satu per satu
mereka mengukur suhu, tekanan darah
mengecek riwayat kesehatan
untuk memastikan semua yang datang
berjodoh dengan vaksin.
Lalu petugas yang lain mengeluarkan botol ampul satu per satu
memindahkan cairan dari sana ke dalam jaringan tubuh
manusia-manusia itu
melalui jarum suntik
satu per satu.
Lalu petugas yang lain melakukan observasi
dan mengetik data-data
memindahkannya ke dalam basis data terintegrasi
satu per satu.
Akhirnya
aku yang berada di sana.
Beberapa menit setelah jarum suntik
sukses menggigit lenganku
tiba-tiba dunia menghening
kepala pening
pandangan memudar
dan jantung berdebar-debar.
"Vaksin kedua biasa lebih nonjok reaksinya,"
ucap kawan kemarin.
Tapi rasanya bukan
bukan karena vaksin kedua.
Antrian panjang
baru saja memilin waktu dan perutku
karena jam makan siang telah tiba.
---Â
kota daeng, 12 juli 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H