Senja selalu bersahaja
tidak pernah jemawa pada cangkir kopi
atau pada mata kamera
karena ditinggalkan oleh sang empunya
yang takut melewatkan momentum.
Senja pun tidak pernah dendam
pada malam yang membunuhnya berkali-kali
karena dia tahu
jiwanya akan tetap hidup pada bait-bait puisi
dan pada galeri-galeri seni.
Aku tidak pernah jemawa pada cangkir kopi
tapi aku bukan seorang yang bersahaja.
Aku juga merasa hidup saat menulis bait-bait puisi
tapi aku seorang pendendam.
Ah,
aku ingin seperti senja.Â
---Â
kota daeng, 18 April 2021
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI