Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Refleksi dari Mukjizat Bom Katedral

2 April 2021   12:58 Diperbarui: 2 April 2021   13:30 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahun lalu, pesta Paskah dirayakan dengan sederhana karena bangsa kita belum lama menabuh genderang perang melawan pandemi. Pembatasan sosial menjadi harga mati di segala lini kehidupan saat itu, termasuk pembatasan aktivitas peribadatan. Jadi pintu-pintu gereja tertutup rapat dan umat mengikuti perayaan pekan suci dengan mode tersebar di rumah masing-masing.

Tahun ini, selain mengikuti misa yang disiarkan secara langsung, kita sudah bisa merayakan misa secara tatap muka dengan menaati prosedur kesehatan yang telah ditentukan. Sementara itu program vaksinasi yang terus digalakkan membuat kita bisa semakin bernapas lega dan berharap proses peribadatan akan kembali pulih seperti sedia kala.

Tiba-tiba bom bunuh diri meledak di depan gerbang Katedral Makassar pada hari Minggu Palma (28/3). Kita semua terkejut.

Rasa lega karena pintu-pintu gereja telah terbuka berubah menjadi kekhawatiran yang lain. Kita kembali menyadari, bukan hanya virus saja yang bisa mengganggu kekhusyukan beribadah, tapi juga sesama manusia.

Pasca kejadian gereja-gereja kembali mendapat pengamanan ketat. Saat menghadiri misa Kamis Putih kemarin, saya hitung tidak kurang dari 5 orang bapak-bapak dari kepolisian hadir menjaga pintu masuk ke areal gereja bersama sejumlah petugas gereja.

Di paroki kami (paroki St. Paulus) penjagaan keamanan sebenarnya relatif lebih mudah karena diberlakukan satu pintu keluar masuk dan setiap umat harus membawa kartu yang dilengkapi dengan kode batang. 

Umat yang akan masuk ke areal gereja harus menyerahkan kartunya untuk dipindai oleh petugas. Gunanya untuk memastikan yang bersangkutan masuk pada jadwal misa yang tepat sesuai gilirannya. 

Jadi fungsi awal kartu tersebut adalah untuk membagi giliran misa agar prosedur jaga jarak selama misa berlangsung tetap dipatuhi. 

Dengan kondisi saat ini, fungsinya bertambah lagi untuk memperketat pengamanan karena setiap orang yang akan masuk ke lingkungan gereja diverifikasi terlebih dahulu.

Walaupun demikian, tetap saja dibutuhkan back up dari pihak yang berwenang untuk memaksimalkan pengamanan.

Mukjizat Bom Katedral

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun