Habis All England, terbitlah surat permintaan maaf. Walaupun ini mirip dengan judul buku R.A. Kartini, Habis Gelap Terbitlah Terang, konotasinya jauh berbeda. Surat permintaan maaf yang dikirimkan Poul-Erik Poyer, Presiden BWF, kepada Menpora Zainudin Amali, sama sekali tidak mirip terang yang muncul setelah gelap turnamen Yonex All England terjadi.
Sudah membaca suratnya, belum?
Saya juga baru saja melihatnya saat berselancar mencari berita-berita yang lagi hangat sore tadi. Buat yang belum membaca suratnya, bisa baca selengkapnya di kompas.com.
Yang terhormat Bapak Zainudin Amali.
Bersama ini, saya dengan sepenuh hati ingin menyampaikan rasa penyesalan dan kekecewaan saya atas terjadinya situasi tidak menyenangkan yang terjadi pada minggu lalu, saat berlangsungnya turnamen Yonex All England 2021.
Saya dengan penuh kesungguhan menyampaikan permohonan maaf atas perasaan sakit hati dan frustrasi yang dialami oleh seluruh pemain dan tim Indonesia.
Atas nama seluruh jajaran BWF, saya berkeinginan menyampaikan rasa permohonan maaf ini kepada Yang Mulia Bapak Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, Menteri Pemuda dan Olahraga, Menteri Luar Negeri, Duta Besar Republik Indonesia untuk Inggris, para pejabat pemerintah, Ketua Umum PBSI dan jajaran pejabatnya, rakyat Indonesia dan terutama seluruh komunitas dan penggemar bulu tangkis di Indonesia.
Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) menyadari sepenuhnya bahwa Indonesia merupakan salah satu raksasa bulu tangkis dunia, dengan segudang pemain berbakat dan bintang-bintang juara bulu tangkis dunia yang selalu bermunculan.
BWF juga menyadari bahwa para pemain bulu tangkis Indonesia telah menjadi ikon nasional dan telah menjadi tumpuan harapan bangsa di tingkat internasional.Â
Ketika saya masih bermain untuk tim nasional Denmark, saya sangat merasakan hubungan keakraban yang saling menguntungkan dengan para pemain dan pelatih tim Indonesia.
Saya juga telah menyaksikan Asian Games 2018, dan turut merasa bangga menyaksikan suksesnya penyelenggaraan sehingga menjadi event yang sangat luar biasa. Percaya dan yakinlah pada saya, saya sungguh-sungguh mencintai Indonesia.Â
Sebagai Presiden BWF, saya ingin memberitahu bahwa kami telah menganggap insiden tersebut sebagai suatu pelajaran berharga yang sangat serius di saat dunia sedang dilanda Covid-19, dan kami berusaha keras untuk membuat perbaikan.
Untuk selanjutnya, kami percaya bahwa hubungan luar biasa yang sudah terbina sangat lama antara Indonesia dan BWF akan tetap harmonis, bahkan akan lebih kuat di masa mendatang.Â
Hormat kami,Â
Poul-Erik Hoyer, Presiden BWF
Bagaimana tanggapannya, pembaca sekalian? Apa redaksi surat permintaan maaf ini sudah cukup melegakan hati kita sekalian, atau masih menyisakan ganjalan di dalam dada?
Saya sendiri merasa surat ini belum tuntas sebagai sebuah surat permohonan maaf. Terutama karena perlakuan tidak menyenangkan yang menimpa atlit-atlit bulutangkis kita mengakibatkan kerugian yang bersifat materil dan moril.
Terlihat Tidak Serius
Lihat saja, tidak ada redaksi dalam surat yang secara khusus membahas isu perlakuan tidak adil terhadap tim Indonesia yang seyogyanya ikut berlaga pada ajang Yonex All England. Padahal kecaman sudah datang bertubi-tubi baik dari pemerintah maupun warganet Indonesia. Official Instagram All England pun sampai hilang, diduga karena ulah jari-jemari warganet yang mengebom akun tersebut dengan kritik dan aduan.
Surat permintaan maaf tersebut komposisinya adalah: sedikit permintaan maaf, banyak puja puji terhadap bulutangkis Indonesia dan sedikit nostalgia Poul-Erik Poyer muda.
Tidak Ada Penjelasan
Walaupun surat ini berisi pemintaan maaf, mestinya BWF juga memberi klarifikasi atau penjelasan tentang insiden yang menimpa Marcus Gideon dan kawan-kawan minggu lalu. Tidak perlu penjelasan yang gamblang, tapi paling tidak kita mengetahui pada titik simpul yang mana terjadi miss antara BWF dan otoritas kesehatan Inggris yang berujung pada terjadinya insiden tersebut.
BWF juga mestinya secara tegas menunjukkan kesungguhan menyelesaikan duduk masalahnya agar tidak terulang lagi di masa yang akan datang.