Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Telur Mata Sapi

19 Februari 2021   20:28 Diperbarui: 19 Februari 2021   20:39 541
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi gambar dari pixabay.com

Bagi sosok Ipul, sepiring mie goreng ditimpa telur mata sapi dan ditemani kopi hitam yang masih mengepul adalah sebuah kenikmatan tiada tara. Apalagi menyantapnya hangat-hangat, usai mandi, setelah berlelah-lelah mendayung becak seharian.

Tapi sore ini tidak ada telur mata sapi di atas mie goreng selain telur rebus setengah matang. Ipul mengerti, sudah beberapa hari ini penumpang memang sepi  seperti ditelan bumi. Minyak goreng pasti belum terbeli.

"Hari ini sapinya merem, ya?" canda Ipul pada Karmini yang sedang mencuci panci di dapur.

"Iya, Bang. Tapi nanti malam abang jangan cepat-cepat merem, ya," balas Karmini dengan manja.

Ipul pun tersenyum penuh arti ke arah sang istri.

Ah, hidup memang warna-warni untuk mereka yang ikhlas menjalani. 

---

kota daeng, 19 Februari 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun