Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Nurani Jatuh dalam Comberan

7 Desember 2020   20:40 Diperbarui: 7 Desember 2020   20:45 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam masih tabah saat wanita pemulung sampah itu mendorong gerobaknya lambat-lambat menyusuri koridor yang dibentuk dari tumpukan botol plastik.

Pintu rumah menyambut tapi periuk nasi belum beruntung malam ini, mungkin pagi besok saat sisa-sisa peradaban sudah ditukar dengan lembar-lembar Rupiah. Begitu juga dengan perut-perut yang minta diisi.

Di dalam kamar wanita itu mengusap-usap kartu tanda penduduk yang sudah nyaris jadi gambar monokrom. Baginya kartu itu adalah segalanya.

Sebaliknya, bagi petinggi departemen milik negara, kartu itu hanyalah statistik yang rigid. Jadi tidak apa-apa mengembat 10 ribu dari 300 ribu. "Masih ada 290 ribu, bukan?" tanyanya pada nurani yang jatuh ke dalam comberan.

---

kota daeng, 7 Desember 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun