Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Malaikat Penjaga

13 November 2020   20:33 Diperbarui: 13 November 2020   20:34 762
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berembus angin malam dalam udara yang nyaris beku
langit hitam membiru kaku.

Salah satu malaikat penjaga duduk di sisi pusara
dalam termangu dia menatap pilu
pada nisan yang tak mestinya menambah barisan para mati di situ
karena kesalahannya.

Air matanya jatuh berderai-derai
bergeming
memeluk hening
meski Tuhan telah memanggilnya kembali berkali-kali.

Sementara itu di bawah pusara
sang pemuda pemilik nisan sedang dalam terlelap dalam damai
seolah hari esok tidak 'kan pernah menghampiri.

Bahkan dalam tidur yang dalam dia tersenyum
karena bermimpi tentang malaikat penjaga.

Mereka berdua
bersama-sama berjalan
melewati taman-taman
sungai dan pedesaan yang indah
menuju ke rumah yang abadi. 

---


kota daeng, 13 November 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun