Berembus angin malam dalam udara yang nyaris beku
langit hitam membiru kaku.
Salah satu malaikat penjaga duduk di sisi pusara
dalam termangu dia menatap pilu
pada nisan yang tak mestinya menambah barisan para mati di situ
karena kesalahannya.
Air matanya jatuh berderai-derai
bergeming
memeluk hening
meski Tuhan telah memanggilnya kembali berkali-kali.
Sementara itu di bawah pusara
sang pemuda pemilik nisan sedang dalam terlelap dalam damai
seolah hari esok tidak 'kan pernah menghampiri.
Bahkan dalam tidur yang dalam dia tersenyum
karena bermimpi tentang malaikat penjaga.
Mereka berdua
bersama-sama berjalan
melewati taman-taman
sungai dan pedesaan yang indah
menuju ke rumah yang abadi.Â
---
kota daeng, 13 November 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H