Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Senin yang Kelabu

9 November 2020   20:50 Diperbarui: 9 November 2020   21:11 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi gambar dari freepik.com

Refleksi di atas aspal warna-warni
chat demi chat di layar gawai mengalir ramai
tapi tiada semarak di hati ini kali.

Hujan di pengujung senja jatuh malu-malu
seolah ikut pilu bersama Senin yang kelabu.

Suara derum mesin
klakson
lagu klasik dari metromini
dan tawa rayu sepasang muda-mudi di bawah halte
semua luruh jadi elegi.

Setelah hujan reda mudah-mudahan ada pendar bintang
biar mataku memancing cahaya yang disembunyikan gelayut
beberapa helaan napas
sampai terbiasa menatap kabar duka.

---


kota daeng, 9 November 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun