Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bocah Penjual Jeruk di SPBU

4 November 2020   18:56 Diperbarui: 4 November 2020   18:57 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di bawah atap SPBU bocah 10 tahun memercayakan nasibnya pada bulir-bulir jeruk manis dalam keranjang.
Terik, karbonmonoksida dan kerasnya hidup
membuat wajah polosnya penuh kerutan
dan rok putihnya berwarna kelabu.

"Jeruknya, Om, Tante?" pintanya di antara antrian kendaraan.
Yang lebih sering menyahut adalah aroma bensin dan solar dari tangki yang terbuka.

Tapi dia tidak lelah mencoba
jeruk demi jeruk harus ditukar dengan masa kini
syukur-syukur ada yang tersisa untuk masa depan.

Tanpa mengucapkan dia meyakini
hidup pun punya titik nol yang harus diisi sesuatu agar terus bergerak
asa misalnya.

--- 


kota daeng, 4 November 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun