Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tagar #aquaprodukprancis, Influencer, dan Etika

2 November 2020   20:13 Diperbarui: 2 November 2020   20:22 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernyataan Presiden Prancis Emanuell Macron tentang kebebasan berekspresi terkait karikatur Nabi Muhammad sukses mengundang kecaman komunitas muslim dari berbagai belahan dunia. Kecaman ini kemudian diikuti dengan seruan untuk memboikot sejumlah produk-produk komersil yang berasal dari negeri Menara Eiffel tersebut.

Reaksi serupa pun melanda tanah air. Sejak beberapa hari lalu, seruan protes terhadap Macron dan boikot produk perancis santer terdengar, baik di dunia nyata maupun dunia maya. Di media sosial twitter misalnya, beberapa hari lalu isu tentang boikot produk dari Prancis mendominasi pembicaraan di lini masa.

Ada fenomena menarik yang terjadi. Tagar #aquaprodukprancis tiba-tiba ramai dicuitkan bahkan jadi salah satu trending topic pada siang hari tanggal 28 Oktober. Merek air mineral yang sudah akrab dengan masyarakat Indonesia tersebut sebenarnya bukan murni produk Prancis, melainkan mayoritas saham pada perusahaan yang didirikan tahun 1973 di Bekasi ini dimiliki oleh Danone salah satu perusahaan Food & Beverage dari Prancis.

Ada Apa dengan Aqua?

Jejak digital tagar #aquaprodukprancis ini masih bisa kita temukan dengan mudah di lini masa twitter.  Jika ditimbang-timbang, sebenarnya tagar ini cenderung berada di wilayah abu-abu. Tapi karena pergerakan naiknya tagar bersamaan dengan gerakan boikot produk Prancis, bisa diindikasikan tagar ini adalah juga bagian dari gerakan tersebut.

Pertanyaannya bersarnya adalah mengapa Aqua? Bukankah banyak produk lain yang berada di bawah bendera Danone? Setahu saya ada beberapa merek minuman dalam kemasan dan beberapa merek susu bayi hingga ibu hamil. Selain itu di luar Danone masih banyak perusahaan asal Prancis yang memiliki jejaring bisnis di tanah air, ada yang bergerak dalam bidang mode, kecantikan sampai otomotif.

Pertanyaan ini berlanjut pada hal lain yang juga menarik untuk diselisik.

Sebuah tagar bisa bergerak naik menuju tangga trending topic jika dikicaukan secara masif dalam periode yang relatif singkat. Semakin masif percakapan tentang tagar tersebut semakin besar pula peluangnya masuk dan bertahan di tangga trending topic.

Pada sisi lain, tidak semua tagar terkerek naik secara organic. Seringkali ada kepentingan-kepentingan tertentu (politik, ekonomi, sosial budaya) yang menunggangi pergerakan sebuah tagar atau malah digerakkan secara manipulatif, misalnya menggunakan akun-akun bot untuk melakukan orkestrasi tagar. Dalam kasus ini, melejitnya sebuah tagar bukan karena persepsi mayoritas warganet, tetapi karena direkayasa sedemikian rupa. (Baca juga: Dua Gajah Perang Tagar, Netizen Polos Mati di Tengah)

Baiklah, kita mencoba berpikir positif jika tagar tersebut berkembang secara organic karena warganet kompak berbelarasa merespon pernyataan Presiden Macron. Tapi jika ini yang terjadi, kita kembali ke pertanyaan sebelumnya: mengapa harus Aqua yang jadi korban, dipasangi tagar sampai jadi trending topic dari antara sekian merek produk yang terafiliasi dengan Prancis?  

Kemudian kalaupun tagar ini adalah tagar pesanan, siapa gerangan oknum yang bersedia mengerahkan sumber daya (termasuk menggelontorkan dana) untuk menimpuk merek tersebut? Kita pasti secara spontan berpikir ada kompetitor yang bermain di balik layar.

Influencer dan Etika

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun