Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Rokok dan Gedung Negara

23 Oktober 2020   20:57 Diperbarui: 23 Oktober 2020   20:59 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi gambar dari freepik.com

Saya selalu bertanya pada kepala sendiri: apa gunanya tulisan "dilarang merokok" dipajang besar-besar? Yang mau merokok ya merokok saja, sama seperti yang tidak merokok ya tidak usah merokok saja. Toleransi gitu loh.

Juga apa gunanya memajang pesan horor "merokok membunuhmu"? Ya ampun! Orang lagi tidur pun kalau sudah ajal bisa mati mendadak, entah dalam damai atau dalam sengketa.

Tapi hari ini setelah rokok divonis bersalah gara-gara kebakaran gedung adyaksa, saya menyesal dan segera berubah haluan. Pun saya menyesal karena sebelumnya telah paranoid gara-gara ruang kerja jaksa cantik ikut terbakar. Mungkin karena terlalu banyak makan teori konspirasi dan minum gosip picisan ya. Mohon dimaafkan.

Jadi sekarang, saya mendukung pesan pada tulisan "dilarang merokok". Bukan karena "merokok membunuhmu" tapi karena merokok bisa mengakibatan kebakaran gedung negara. Camkan!

---

kota daeng, 23 Oktober 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun