Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Percakapan Sebelum Aksi Tolak UU Cipta Kerja

6 Oktober 2020   20:23 Diperbarui: 6 Oktober 2020   20:26 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi gambar dari pixabay.com

"Hush!" Rangga menepuk tangan Timot, sehingga Timot kaget. "Kamu dari luar kan? Cuci tangan dulu, gih. Itu ada air di luar pintu."

Timot memandang termos air dan sabun cair yang memang disiapkan Rangga untuk tamu-tamunya di luar pintu masuk dengan tatapan malas. Entah menguap kemana semangat 45 yang tadi.

"...atau ini, pakai hand sanitizer saja," Rangga menjulurkan sebotol hand sanitizer yang diambilnya dari bawah meja.

"ah, ya ini saja," semangat Timot kembali muncul. "Tumben kamu gak jaga counter HP?" tanya Timot sambil menggosok-gosok cairan hand sanitizer di antara telapak tangannya.

"Ada Ahmad kok. Tadi dari pagi juga di counter, tapi sepi. Lagian si Ratih bilang mau main ke sini, mau suruh nyoba kue-kue buatannya. Dia rencana mau buat usaha kue kering. Jadi ya, nyantai dulu. Nanti agak sorean lagi baru aku balik ke counter."

Timot manggut-manggut seperti burung kakatua. "Oh, ini yang bawa Ratih ya? Lah, Ratih-nya mana?"

Ratih itu pacar Rangga.

"Ada... tadi pamit mau ke toilet, eh," sahut Rangga, sedikit terkejut. Dalam sekejap, Timot langung mengambil dua kue salju dan menghabiskannya dalam waktu hampir bersamaan. "Pelan-pelan makannya, Mot. Buru-buru amat."

Timot nampak bersusah payah mendorong gumpalan besar kue salju dari mulut ke kerongkongannya, sehingga Rangga berinisiatif, "Eh, iya. Belum ada minumnya. Aku ambilin air putih ya?"

Mata Timot melotot, lalu memberi isyarat dengan melirik teko berisi sirup jeruk yang masih setengah. Rangga tertawa melihat kelucuan sobatnya itu. "Iya, maksudku aku ambil gelas ya buat sirup kamu?"

Timot mengangguk lega.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun