Jika kita telah terbiasa mendengar dan melakoni 3R (Reduce, Reuse, Recycle) sebenarnya kita telah mulai kontribusi. Tapi biar lebih konkrit saya akan ulas beberapa kiat yang bisa dilakukan di kantor atau lingkungan kerja, sebagai pusat dari rutinitas keseharian kita. Beberapa di antaranya juga bisa diterapkan di rumah masing-masing.
Mari kita simak satu per satu.
Mengurangi Penggunaan Botol Air Mineral
Sudah tiga tahun terakhir kantor kami menerapkan kiat yang satu ini. Setiap rapat atau pelatihan yang dilakukan secara internal di lingkungan kantor, panitia sudah tidak menyiapkan air mineral kemasan lagi. Staf dan bahkan para aktivis sudah hafal harus membawa botol air sendiri, jadi panitia tinggal menyiapkan dispenser dan air galon isi ulang.Â
Jika ada peserta kegiatan yang lupa membawa botol sendiri, panitia menyiapkan gelas-gelas untuk digunakan peserta. Tentu saja tujuan utama aksi ini adalah mengurangi produksi sampah plastik. Dampak lainnya adalah biaya kegiatan lebih sangkil dibanding jika harus membeli botol air mineral kemasan.
Menghindari Kemasan Makanan StyrofoamÂ
Jika harus memesan nasi box atau makanan dari luar, teman yang bertugas sudah tahu mereka harus memesan makanan yang menggunakan kemasan kertas, bukan styrofoam. Sampah styrofoam membutuhkan waktu yang lebih lama untuk diurai lingkungan.Â
Selain itu residu polistirena (zat kimia dalam styrofoam) yang larut dalam makanan dan terakumulasi dalam tubuh dapat menimbulkan berbagai penyakit seperti memicu pertumbuhan sel kanker serta mengganggu fungsi pencernaan dan pernapasan.
Jadi dengan mengurangi penggunaan styrofoam kita sudah berkontribusi menjaga kelestarian lingkungan sekaligus menjaga kesehatan tubuh kita.
Hemat Energi Listrik
Mungkin sudah sering kita mendengar nasihat seperti: cabut steker listrik yang tidak terpakai, matikan lampu di ruangan kosong, gunakan lampu LED (lebih mahal tapi lebih hemat listrik dan tahan lama).Â
Tapi berapa banyak dari kita yang benar-benar melakukannya? Malah ada yang biasa menyahut, "Kan bayar tagihan listriknya pakai uang saya sendiri, bukan minta uang kamu!"
Benar sekali. Tapi bukankah pembayaran listrik itu adalah konsekuensi dari penggunaan listriknya? Dengan mengurangi pemakaian listrik, kita dapat menghemat biaya dan ikut berkontribusi mengurangi emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari proses pembangkitan dan distribusi daya listriknya.Â