Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Remaja Penjaja Koran

3 September 2020   19:40 Diperbarui: 3 September 2020   19:41 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilutrasi gambar dari kompas.id

Matahari tegak lurus di atas kepala
cahayanya jatuh berkeping-keping dalam genangan air di atas jalan
dibawa arus selokan
dan terperangkap dalam tas butut remaja penjaja koran.

Bising klakson memenuhi udara
diiringi suara berdecit-decit karet ban beradu dengan aspal
karena lampu merah baru saja berganti hijau.

Untuk sesaat suara keroncongan dari perutnya tersamarkan
entah untuk berapa lama.
Paling tidak sampai es teh manis dari gerobak di depan toko bangunan
membasahi kerongkongannya
dan lembaran-lembaran rupiah menyesaki saku tasnya.

Dia cukup paham tentang senjakala media cetak
tapi jauh lebih risau jika sampai senja nanti tidak membawa cukup uang
untuk ibu yang sedang terbaring sakit di rumah.

---


kota daeng, 3 September 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun