Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Jejak-jejak Leluhur

25 Agustus 2020   20:52 Diperbarui: 25 Agustus 2020   21:29 868
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi gambar dari pixabay.com 

Pada setiap hasta tanah kita
ada jejak-jejak leluhur
yang tersamarkan oleh waktu
angin
humus
dan jejak kita sendiri.

Pada setiap bulir air yang memuaskan dahaga
ada kesejukan yang mereka wariskan
lewat hutan hujan
gunung
sungai
dan awan mendung yang jadi saksi bisu.

Pada setiap udara yang kita hidu
ada gema tembang petang nenek moyang
saat menidurkan anak cucu
atau memanjatkan pinta
pada pemilik semesta.

Aneh, bukan?

Setiap kali peradaban seperti ingin membawa kita jauh ke depan
sebagian dari diri kita memilih nostalgia
ke belakang
bahkan jauh ke masa yang belum tercecap
masa para leluhur membangun peradaban
dengan tradisi, nilai, harmoni
serta kerinduan untuk anak cucu
di masa depan.

Apa kita juga punya kerinduan yang sama untuk anak cucu
dalam peradaban yang kita bangun hari ini?

---

kota daeng, 25 Agustus 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun