Mungkin bukan hanya saya yang selalu "jatuh cinta" pada pemandangan senja. Saya yakin banyak dari antara pembaca yang juga punya perasaan serupa. Landscape senja itu (apalagi jika kita leluasa memandang sudut jatuhnya matahari) selalu bisa membuat tentram mata dan jiwa. Hanya melihat lewat foto pun sudah terasa keteduhannya, apalagi bisa melihat on the spot.
Nah, pada artikel ini saya ingin curhat mengapa menyukai pemandangan senja (baik langsung maupun berupa foto) disertai dengan beberapa foto hasil jepretan sendiri biar curhatnya lebih komplit. Siapa tahu ada dari antara pembaca yang mengamini atau melengkapi.
Tapi sebelumnya mohon jangan membandingkan hasil jepretan saya dengan karya-karya fotografer yang sudah pro. Seperti kompasianer Tonny Syiariel, misalnya, yang kompilasi foto dan narasinya selalu sukses bikin hanyut pembacanya.
Tanpa berpanjang lebar kata lagi, inilah 3 alasan saya menyukai senja:
Berjodoh dengan Mata KameraÂ
Ya, pemandangan senja sangat berjodoh dengan mata kamera. Saya selalu suka pada foto-foto senja atau berlatar senja: foto langit yang berwarna tembaga atau gradasi kuning menuju merah dan siluet dari aneka objek yang menjadi latar depan foto.
Begitu pula jika foto-foto senja ini ingin di-touch up untuk memberi hasil lebih maksimal. Tidak perlu filter atau tool yang rumit. Dengan permainan eksposur dan saturasi sederhana pun kita sudah bisa menghasilkan foto yang memanjakan mata, karena pada foto senja memang sudah indah dari sono-nya.
Ini beberapa contoh foto senja tersebut, baik yang diambil dengan kamera gawai maupun kamera DSLR.
Panorama Senja Selalu Bikin Teduh
Berikutnya, pemandangan senja selalu sukses bikin adem jiwa dan raga. Entah apa sebabnya, tapi bagi saya, memandang senja sanggup membuat tubuh dan pikiran lebih rileks. Mungkin karena senja identik dengan waktu untuk jeda dari segala kepenatan setelah seharian menguras tenaga dan pikiran dalam pekerjaan.
Ada keheningan, ada kesejukan, ada atmosfir kontemplasi, setiap kali memandang ufuk barat yang damai dengan matahari yang hampir meninggalkan langit.