Bagaimana kamu bisa sungguh-sungguh mengenalku jika separuh hati masih terselip di buku harianmu?
Buku itu penuh kisah kasih yang bukan milikku.
Bagaimana bisa kupanggil sayang jika separuh hatimu yang lain masih ada di cangkir kopi lelaki itu, menemaninya setiap pagi, senja dan saat gerimis tiba?
Aku sudah berkali-kali jatuh, tapi semua sia-sia karena tidak pernah jatuh ke hatimu.
Bagaimana aku bisa sampai ke hatimu jika aku tak pernah bisa menemukannya?
Setelah berkali-kali jatuh ke tempat yang salah, kini aku harus bersiap-siap patah.
Ya,
jatuh cinta
dan patah hati
memang sudah jodoh.
---
kota daeng, 13 Agustus 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H